Melda termasuk karyawan baru di tempat kerja kami. Dia cewe lucu, lumayan smart, wajahnya manis, dan pastinya, dia masih jomblo kala itu. Dia termasuk karyawan yang supel, beberapa rekan sekerja saya ada yang cepet deket dengannya, begitu juga saya.
Usut punya usut, Melda punya kisah cinta yang cukup unik. Dia tengah menanti seorang 'brondongs' nan imut di kota asalnya, Singapura. Sudah hampir 2 tahun Melda dekat dengan Marc, si brondongs itu. Namun, entah mengapa, Marc tidak berani mengungkapan kejelasan hubungan mereka. Melda pun tak mau menyatakan perasaannya duluan.
Sampai akhirnya, pada suatu malam, Marc menghubunginya, Melda berbincang banyak dengan Marc. Setelah telpon itu ditutup, Melda menghembuskan napas lega, sambil bergumam,"Finally, Marc, i can get you out from my head :)"
Esoknya, Melda begitu bangga bercerita pada saya dan rekan yang lainnya.
Sangka tak disangka, Melda mulai berhubungan dengan Jim, salah seorang rekan kerja kami juga, namun baru sekedar SMS biasa. Lama kelamaan, Mel merasakan ada hal yang beda. Sepertinya kalau Jim tidak sms hari itu, ada yang kurang rasanya. Sampailah mereka pada titik dimana Jim salah mengirimkan pesannya. Hal itu membuat kacau semuanya. Pesan yang hendak ia kirim untuk sobatnya, tentang Melda, malah terkirim ke hp Melda. Mel kaget membaca pesan dari Jim. Karena sudah terlanjur basah, Jim menyatakan perasaannya pada Melda. Sesaat Melda lupa untuk bernapas, dia lupa bahwa dia masih hidup (hanya sesaat saja..).
Senang + sedih + kaget + terharu = deg-degan
Mereka kembali berSms ria, namun, Jim tak terlihat tengah menyukai Melda, seringkali dia mengatai Melda dengan hal-dhal yang tak sepantasnya dikatakan (kalau memang Jim benar-benar suka Melda) . Entah ada maksud apa dalam hati Jim.
Lambat laun, Melda jadi hilang rasa untuk menghubungi Jim, dia takut kalau-kalau Jim hanya akan menyakiti hatinya dengan sebuah candaan yang malah menyakitkan hati itu.
Jim pun (entah) malas atau bagaimana, jadi tidak pernah menghubungi Melda lagi. Apakah kisah cinta mereka kandas begitu saja ?
Entahlah, Mel belum bercerita lagi pada saya.
Mereka kembali berSms ria, namun, Jim tak terlihat tengah menyukai Melda, seringkali dia mengatai Melda dengan hal-dhal yang tak sepantasnya dikatakan (kalau memang Jim benar-benar suka Melda) . Entah ada maksud apa dalam hati Jim.
Lambat laun, Melda jadi hilang rasa untuk menghubungi Jim, dia takut kalau-kalau Jim hanya akan menyakiti hatinya dengan sebuah candaan yang malah menyakitkan hati itu.
Jim pun (entah) malas atau bagaimana, jadi tidak pernah menghubungi Melda lagi. Apakah kisah cinta mereka kandas begitu saja ?
Entahlah, Mel belum bercerita lagi pada saya.
=============================================
ini untuk Jim,
dari Chezza
Pernah denger yang namanya Cinta Sesaat ?
Yea, entah ada magnet darimana dan akhirnya timbul perasaan itu . .
Emang sejuta rasanya, serasa dia satu-satunya orang yang SEMPURNA di bumi yang makin menggila ini . .
Tapi, apa jadinya kalo cinta sesaat itu keburu dinyatakan ?
Akankah ada tempat untuk sakit hati ?
Pastinya rasa penat dan bosan seringkali datang menghampiri !
Apa kamu sempat pikirkan, gimana rasanya kalo kamu ada di posisi yang dicintai,
dan ternyata kamu udah terlanjur kasih semua hatimu hanya untuk dia yang dengan seenaknya nyatain perasaan yang KURANG AJAR itu ? ? ?
*based on true story
**Melda setuju ini di publikasikan :)
***Saya harap kamu BACA, Jim!!!
dari Chezza
Pernah denger yang namanya Cinta Sesaat ?
Yea, entah ada magnet darimana dan akhirnya timbul perasaan itu . .
Emang sejuta rasanya, serasa dia satu-satunya orang yang SEMPURNA di bumi yang makin menggila ini . .
Tapi, apa jadinya kalo cinta sesaat itu keburu dinyatakan ?
Akankah ada tempat untuk sakit hati ?
Pastinya rasa penat dan bosan seringkali datang menghampiri !
Apa kamu sempat pikirkan, gimana rasanya kalo kamu ada di posisi yang dicintai,
dan ternyata kamu udah terlanjur kasih semua hatimu hanya untuk dia yang dengan seenaknya nyatain perasaan yang KURANG AJAR itu ? ? ?
*based on true story
**Melda setuju ini di publikasikan :)
***Saya harap kamu BACA, Jim!!!