Namanya Dita.
Ya, dia masuk sebagai salah satu sahabatku yang kuanggap terbaik (saat itu). Kedua orang tuanya melakoni pekerjaan yang sungguh terpuji.
Pertama kami bertemu, saat ada sebuah konser musik, kebetulan kami duduk bersebelahan saat itu. Kami berbincang banyak, dan banyak hal yang membuat saya terkagum dari dirinya.
Cerita punya serita, ternyata kami memiliki beberapa kesamaan karakter. Masa lalu kami, (especially tentang ex-boyfriend) hampir sama. Dan harapan kami saat itu sama, yaitu mencoba mencari yang baru (hahaha).
Saat saya punya 'kecengan', dia pun begitu. Kami sering bercerita tentang 'kecengan' kami masing-masing. Sempat beberapa kali, kami menangis bersama karena 'cowo pujaan' kami bertindak kurang ajar (tidak dalam anggapan yang sebenarnya ya, hehe). Seringkali kami jatuh bangun dalam masalah percintaan kami yang memang agak rumit ini. Tapi, seringkali juga, kami saling men-support satu sama lain,"Jangan nyerah, Ne, dia emang belom dewasa aja" ato "Tenang, Dit, dia emang terlalu perfeksionis, sabar aja".
Ya, tidak hanya soal percintaan saja. Soal pekerjaan, seringkali kami pun sering berdiskusi. Kalo dipikir-pikir, indah sekali saat itu. Saya merasa menemukan orang yang tepat dalam hidup saya (eits, maksudnya seorang sahabat yang memang saya nanti-nantikan telah ada di depan mata saya lewat sebuah pertemuan yang pastinya bukan sebuah kebetulan).
Sempat saya merasa tersisih karena kehadirannya di tempat kerja saya. Kakak saya mengaguminya. Padahal dia telah memiliki pendamping hidup. Posisi saya tergantikan oleh kehadiran Dita. Saya sulit menceritakan susah-senang hidup saya pada kakak saya itu. Sedih... Saya tidak punya kakak lagi, kakak yang siap mendengar, kakak yang selalu punya waktu untuk bertukar pikiran, berbagi kedewasaan dengan saya.
Waktu berlalu begitu lambat, begitu terasa adanya sebuah kekosongan dalam diri saya akibat hilangnya kakak saya itu. Pria idaman saya itu pun tak kunjung memberi kepastian tentang hatinya (hingga saat ini). Memang saya tetap memiliki sebuah tempat untuk mencurahkan isi hati saya, namun jadi berbeda rasanya, karena saya rasa dia telah mengambil kakak saya. Perilaku Dita yang terkesan agak 'centil' itu seringkali membuat saya mengutuknya dalam hati. Beberapa kali saya mencoba untuk cuek saja melihat hal itu, namun, sulit.
Dita sudah punya kekasih saat ini. Kalian tau? Dia terlihat begitu bahagia dengan kekasih barunya itu. Sampai-sampai dia tidak punya waktu lagi untuk saya.
Satu hal yang membuat saya begitu kecewanya dengan dia, dibalik rasa prihatinnya, ada sebuah senyuman licik kecil yang mengatakan "Gue udah dapet, dan lo ? Hanya menanti, menanti, dan terus menanti... Hahaha".
Hal itu saya baca saat Dita sedang menelpon kekasih hatinya itu tepat di kamar salah seorang sahabat saya (truely BF), Pinkan. Saat itu, saya sedang tidur-tiduran di kamar Pinkan, saya menutupi seluruh tubuh saya dengan bedcover. Sehingga Dita menganggap saya tengah tertidur lelap saat itu.
Dita : Pinkan, kata Andre, kamu gak ditelpon pacarmu?
Pinkan : Tidak , lagi sibuk dia, hehehe.
Dita : Haha. Wah, untung Ne udah tidur, kalo engga, kasihan banget dia.
See?? Apa maksud kata KASIHAN disana?? Hello, saya gak perlu kamu kasihani!!! Hidup saya sudah cukup berwarna tanpa harus ada seorang kekasih (walaupun, mungkin dengan adanya kekasih, bisa lebih berwarna lagi, mungkin loh...). Geram mendengar hal itu. Untung saja saat itu saya tidak langsung membuka bedcover saya dan menanyakan kejelasan dari ucapannya tadi!
Huff, hancur... hilang semua... hilang semua kenangan manis bersamanya, hilang semua kisah persahabatan yang telah terjalin dengan begitu eratnya hanya karena adanya sebuah pola berpikir menyakitkan yang entah berasal dari mana dan tumbuh dengan begitu kuatnya.
Tidak ada lagi kata-kata support darinya, tidak ada lagi waktu untuk berbagi cerita dengannya, dan pastinya tidak ada lagi kekaguman untuk dirimu, Dita!
*nama-nama disini hanyalah nama samaran, bukan nama sebenarnya
persahabatan? humm.. nice story!!!
ReplyDeletesaat itu, sekarang (mungkin) TIDAK . .
ReplyDeletene...
ReplyDeletejiaaaa ne...
hahha...
ngemeng2, itu te pingkan mambo bkn?
hahahaha...
:D